Sebuah tempat yang ku pandang dari kejauhan tanpa berpikir
Sejak kapankah itu mengarah kepada dirimu?
Ini adalah sebuah musim yang lebih dingin, hatimu
Itu membeku seperti itu
Bahkan airmatapun kian membeku
Meskipun begitu aku tetap ingin memberitahumu
Hatimu itu, itu lebih menyakitkan dari siapapun
Malam nan panjang
Angin nan dingin berhembus
Pekatnya kegelapan sama halnya seperti hatiku
Itu mulai terpecah, namun
Malam yang penuh kerinduan
Karena pikiran akan dirimu
Malam itu kian terasa lambat
Hatiku mulai mencair
Hatiku berdebar karena satu gerakan kecil dari tubuhmu itu
Kau meresap diantara kedua mataku yang tengah terpejam ini
Namamu itu, itu menyebar di dalam hatiku
Itu membeku seperti itu
Seperti ini, hentikanlah itu
Aku ingin diam-diam memeluknya
Hatimu itu, yang tak memiliki tempat tuk bersandar
Malam nan panjang
Angin nan dingin berhembus
Pekatnya kegelapan sama halnya seperti hatiku
Itu mulai terpecah, namun
Malam yang penuh kerinduan
Karena pikiran akan dirimu
Malam itu kian terasa lambat
Hatiku mulai mencair
Sentuhlah hatiku yang terbakar ini, supaya kau tak akan mencair karnanya
Maka seperti itu, tetaplah awasi aku dari kejauhan sana
Malam nan panjang
Kau dan aku
Meskipun di kejauhan, aku merasakannya
Desah nafasmu itu
Seperti inilah aku
Meskipun aku mencair seperti ini
Hanya dirimu, bagiku hanya dirimu
Yang ada di mataku ini
Sejak kapankah itu mengarah kepada dirimu?
Ini adalah sebuah musim yang lebih dingin, hatimu
Itu membeku seperti itu
Bahkan airmatapun kian membeku
Meskipun begitu aku tetap ingin memberitahumu
Hatimu itu, itu lebih menyakitkan dari siapapun
Malam nan panjang
Angin nan dingin berhembus
Pekatnya kegelapan sama halnya seperti hatiku
Itu mulai terpecah, namun
Malam yang penuh kerinduan
Karena pikiran akan dirimu
Malam itu kian terasa lambat
Hatiku mulai mencair
Hatiku berdebar karena satu gerakan kecil dari tubuhmu itu
Kau meresap diantara kedua mataku yang tengah terpejam ini
Namamu itu, itu menyebar di dalam hatiku
Itu membeku seperti itu
Seperti ini, hentikanlah itu
Aku ingin diam-diam memeluknya
Hatimu itu, yang tak memiliki tempat tuk bersandar
Malam nan panjang
Angin nan dingin berhembus
Pekatnya kegelapan sama halnya seperti hatiku
Itu mulai terpecah, namun
Malam yang penuh kerinduan
Karena pikiran akan dirimu
Malam itu kian terasa lambat
Hatiku mulai mencair
Sentuhlah hatiku yang terbakar ini, supaya kau tak akan mencair karnanya
Maka seperti itu, tetaplah awasi aku dari kejauhan sana
Malam nan panjang
Kau dan aku
Meskipun di kejauhan, aku merasakannya
Desah nafasmu itu
Seperti inilah aku
Meskipun aku mencair seperti ini
Hanya dirimu, bagiku hanya dirimu
Yang ada di mataku ini






0 Comments:
Post a Comment